Selasa, 20 Maret 2012

Fenomena yang terjadi di masyarakat pada teory kesmen


Fenomena tawuran antar pelajar






Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita.

Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan
Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuanyang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut.
Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Sebagaimana kita tahu bahwa materi pendidikan sekolah di Indonesia itu cukup berat . Akhirnya stress yang memuncak itu mereka tumpahkan dalam bentuk yang tidak terkendali yaitu tawuran.
Dari aspek fisik,tawuran dapat menyababkan kematian dan luka berat bagi para siswa. Kerusakan yang parah ada kendaraan dan kaca gedung atau rumah yang terkena lemparan batu.sedangkan aspek mentalnya , tawuran dapat menyebabkan trauma ada para siswa yang menjadi korban, merusak mental para generasi muda, dan menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Setelah kita tahu akar permasalahannya,sekarang yang terpenting adalah bagaimana menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan ini.Dalam hal ini, seluruh lapisan masyarakat yaitu, orang tua , guru/sekolah dan pemerintah.
Pendidikan yang paling dasar dimulai dari rumah.Orang tua sendiri harus aktif menjaga emosi anak. Pola mendidik juga barangkali perlu dirubah.Orang tua seharusnya tidak mendikte anak,.Tidak mengekang anak dalam beraktifitas yang positif. Menghindari kekerasan dalam rumah tangga sehingga tercipta suasana rumah yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang si anak Menanamkan dasar-dasar agama ada proses pendidikan. Tidak kalah penting adalah membatasi anak melihat kekerasan di tayangkan Televisi. Media ini memang paling jitu dalam proses pendidikan.Orang tua harus pandai-pandai memilih tontonan yang positif sehingga bisa menjadi tuntunan buat anak.Untuk membatasi tantonan untuk usia remaja memang lumayan sulit bagi orang tua.Karena internetpun dapat diakses secara bebas dan orang tua tidak bisa membendung perkembangan sebuah teknologi yang baik buat anak adalah agama dengan agama si anak bisa membentengi dirinya sendiri dari pengaruh buruk apapun dan dari manapun.Dan pendidikan anak tidak seharusnya diserahkan seratus persen ada sekolah.
Peranan sekolah juga sangat penting dalam penyelesaian masalah ini. Untuk meminimalkan tawuran antar pelajar, sekolah harus menerapkan aturan tata tertib yang lebih ketat, agar siswa/i tidak seenaknya keluyuran ada jam-jam pelajaran di luar sekolah. Yang kedua peran BK ( Bimbingan Konseling harus diaktifkan dalam rangka pembinaan mental siswa, Membatu menemukan solusi bagi siswa yang mempunyai masalah sehingga persoalan-persoalan siswa yang tadinya dapat jadi pemicu sebuah tawuran dapat dicegah. Yang ketiga mengkondisikan suasana sekolahyang ramah dan penuh kasih sayang yang . Peran guru disekolah semestinya tidak hanya mengajar tetapi menggatikan peran orang tua mereka. Yakni mendidik.Yang keempat penyediaan fasilitas untuk menyalurkan energi siswa. Contohnya menyediakan program ektra kurikuler bagi siswa. ada usia remaja energi mereka tinggi, sehingga perlu disalurkan lewat kegiatan yang positif sehingga tidak berubah menjadi agresivitas yang merugikan.
Dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler Ini sekolah membutuhkan prasarana dan sarana, seperti arena olahraga dan perlengkapan kesenian, yang sejauh ini di banyak sekolah belum memadai, malah cenderung kurang. Oleh karenanya, pemerintah perlu mensubsidi lebih banyak lagi fasilitas olahraga dan seni. Dari segi hukum demikian juga.Pemerintah harus tegas dalam menerapkan sanksii hukum Berilah efek jerah ada siswa artikel ini disalin dari yang melakukan tawuran sehingga mereka akan berpikir seratus kali jika akan melakukan tawuran lagi.Karena bagaimanapun mereka adalah aset bangsa yang berharga dan harus terus dijaga untuk membangun bangsa ini.
Perubahan sosial yang diakibatkan karena sering terjadinya tawuran, mengakibatkan norma-norma menjadi terabaikan. Selain itu,menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek hubungan social masyarakatnya..
“Dinamika Masyarakat Indonesia”, Prof. Dr. Awan Mutakin, dkk berpendapat bahwa sistem sosial yang stabil ( equilibrium ) dan berkesinambungan ( kontinuitas ) senantiasa terpelihara apabila terdapat adanya pengawasan melalui dua macam mekanisme sosial dalam bentuk sosialisasi dan pengawasan sosial (kontrol sosial).Pengawasan sosial adalah yang bertujuan untuk mengajak, mendidik atau bahkan memaksa warga masyarakat, agar mematuhi norma
 

Kesehatan mental


Kesehatan mental adalah kondisi yang terdapat di dalam diri seseorang dimana ia merasa nyaman dan aman berada di tempat tersebut, sehingga terjadilah keselarasan dalam mengembangkan fungsi jiwa dan fungsi  masing-masing anggota tubuhnya. Orang yang tergolong sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari penyakit jiwa dan dapat mengembangkan seluruh potensinya agar mencapai keselarasan fungsi jiwa.
Namun , di samping itu tidak semua orang memilik mental yang sehat. Ada juga orang yang mengalami kurang sehat mental dengan gejala berikut ini :
Orang yang kurang sehat mentalnya selalu merasa gelisah, iri hati, sedih, rendah diri dan merasa tidak mampu dalam menyelesaikan semua masalah yang ada. Pikiran  pun akan dipengaruhi oleh hal tersebut, misalkan di dalam melakukan sesuatu, atau mengerjakan pekerjaan sering tidak konsentrasi, menjadi pemalas dan pelupa. Selain itu, orang yang mengalami kurang sehat mental sering bersikap serta bertingkah laku yang tidak menyenangkan bagi orang yang berada di sekitarnya, seperti mudah marah, senang melihat orang lain menderita, menyiksa orang lain, dan sebagainya.
                Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang, diantaranya :
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, mencakup bakat dan sifat yang terletak pada dirinya, sehingga setiap orang akan memiliki bakat dan sifat yang berbeda-beda.
Contoh : A memiliki bakat di bidang musik lalu B di bidang olahraga. A memiliki sifat yang ramah kepada semua orang, sedangkan B memiliki sifat yang cuek serta kurang peduli.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang, seperti hubungan orang-orang yang berada di sekitar, terutama keluarga serta bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, seperti teman-teman. Selain itu juga ada faktor agama, pendidikan. Contohnya saja kalau kita bersungguh-sungguh mempelajari agama kita lebih dalam lagi, kemungkinan kita tidak akan melakukan hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.