Sabtu, 13 Oktober 2012

Pengaruh Transmisi Budaya Pada Pola Asuh


Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan pengasuhan yang diterapkan pada masing-masing individu. Dimana proses seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung dengan bagaimana individu mendapat pengasuhan dan bagaimana lingkungan yang diterimanya.
Individu tidak mampu berdiri sendiri, melainkan hidup dalam hubungan antar sesama individu. Dengan demikian dalam hidup dan kehidupannya manusia selalu mengadakan kontak dengan manusia lain. Karena itu manusia sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat.

Selasa, 09 Oktober 2012

PENGERTIAN LINTAS BUDAYA

Lintas Budaya dekat sekali dengan isu-isu otonomi daerah, pluralisme ada multikulturalisme yang sedang hangat saat ini. Itu tidak hanya mengandung unsur-unsur kelokalan tapi juga bisa dikategorikan studi hubungan internasional apabila levelnya adalah internasional dan lintas negara.
Lintas Budaya adalah studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental, termasuk variabilitas dan invarian, di bawah kondisi budaya yang beragam. Melalui memperluas metodologi penelitian untuk mengenali variasi budaya dalam perilaku, bahasa dan makna, ia berusaha untuk memperpanjang, mengembangkan dan mengubah psikologi.
Menurut Seggal, Dasen dan Poortinga (1990) psikologi lintas budaya adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Pengertian ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok, yaitu keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku individu dengan konteks budaya, tempat perilaku terjadi.
Menurut Triandis, Malpass dan Davidson (1972) psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal. Sementara Brislin, Lonner dan Thorndike (1973) menyatakan bahwa psikologi lintas budaya ialah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan. Triandis (1980) mengungkapkan bahwa psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian sistematik mengenai perilaku dan pengalaman sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya yang berbeda, yang dipengaruhi budaya atau mengakibatkan perubahan-perubahan dalam budaya yang bersangkutan.

HUBUNGAN LINTAS BUDAYA DENGAN ILMU LAIN
Budaya psikologi berkaitan dengan lokasi tertentu, perspektif dan keyakinan budaya yang telah dibesarkan dalam atau yang paling terbiasa.
Lintas Budaya psikologi berkaitan dengan belajar bagaimana menjadi peka terhadap kebutuhan budaya lainnya, keinginan dan keyakinan.
Triandis memandang budaya memiliki kerja yang persis sama seperti halnya memori bagi individu. Kita tahu bahwa memori adalah bagian yang sangat vital dalam kehidupan seorang individu. Tanpa memori seorang individu tidak pernah bisa belajar apapun juga. Hal itu berarti kematian bagi manusia, karena tidak ada satupun keterampilan untuk hidup yang dapat dikuasai. Memorilah yang menentukan segala pikiran dan perilaku manusia. Demikian juga masyarakat bisa tumbuh dan berkembang karena adanya budaya. Tanpanya, tidak akan ada masyarakat. Itu artinya tidak ada juga namanya manusia seperti diri kita sekarang.

ARTIKEL PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
Penelitian lintas budaya dapat menghasilkan informasi penting tentang banyak topik yang menarik bagi psikologi. Dalam salah satu studi yang paling terkenal, para peneliti menemukan bukti bahwa proses persepsi manusia mengembangkan berbeda tergantung pada apa jenis bentuk dan sudut orang yang terkena setiap hari di lingkungan mereka. Masyarakat yang tinggal di negara-negara seperti Amerika Serikat dengan banyak bangunan yang mengandung 90-derajat sudut yang rentan terhadap ilusi optik yang berbeda daripada yang di desa-desa Afrika pedesaan, di mana bangunan tersebut tidak normal. Lintas budaya penelitian juga menemukan bahwa gejala gangguan psikologis yang paling bervariasi dari satu budaya ke budaya lain, dan telah menyebabkan pertimbangan ulang tentang apa yang merupakan seksualitas manusia normal. Sebagai contoh, homoseksualitas, perilaku patologis lama dianggap di Amerika Serikat, adalah disetujui dalam budaya lain dan bahkan didorong dalam beberapa sebagai outlet seksual yang normal sebelum menikah.


DAFTAR PUSTAKA
Matsumoto, D. (2002). Culture, psychology, and education. In W. J . Lonner, D. L. Dinnel, S. A.
Segall, M.H., Dasen, P.R., Berry, J.W., & Poortinga, Y.H. (1999). Human Behavior in Global Perspective : An Intoduction to Cross-Cultural Psychology. New York : Perganon Press.
Triandis, H. C. (2002). Odysseus wandered for 10, I wondered for 50 years. In W. J. Lonner, D. L. Dinnel, S. A. Hayes, & D. N. Sattler (Eds.), Online Reading in Psychology and Culture (Unit 2, Chapter 1), Center for Cross-Cultural Research, Western Washington University, Bellingham, Washington USA.