Selasa, 02 Juli 2013

Can you see Me



Hari ini aku melihatnya lagi. Di tempat yang sama, jam yang sama, setiap jam 8:00 pagi. Ia selalu berada di kedai ini, sekedar untuk minum the dan menulis sesuatu yang aku tidak tau apa itu.
sudah 3 minggu lamanya aku melihat dia sering kesini dan selama 3 minggu itu juga aku sering memerhatikannya. Wajahnya yang manis dan rambutnya yang panjang halus dan terurai, matanya yang memantulkan keindahan. Aku menyukainya sangat menyukainya. Tangannya yang halus lentik dan lembut, kulitnya yang putih bersih.
Aku suka melihatnya sangat-sangat suka. Esok harinya aku datang tepat jam 8 pagi kekedai biasa untuk melihatnya dan dia sudah ada di tempat biasa. Aku ingin berkenalan dengannya ingin menyapanya dan ingin berbincang dengannya. Tapi aku tidak tau cara mendekatinya jadi aku hanya bisa memandangnya dan melihatnya saja, tapi itu sudah bisa membuatku sangat-sangat senang.
Ke esokan harinya aku kembali kekedai seperti biasa dan aku tidak melihatnya. Di dalam hatiku aku mencarinya, aku melihat kea rah tempat dimana ia biasa duduk dan memesan the hijau. Tapi ia tidak ada, ini sudah jam 9:40. Dia tidak datang dan aku masih menunggunya.
Tepat jam 12:00 aku pulang. Entah kenapa hari ini aku merasa lemah yaa.. mungkin dia adalah energy ku untuk memulai sebuah pagi yang indah. Dan aku menganggapnya ia adalah Bidadari Pagi ku.
Hari sabtu. Aku datang datang kekedai biasa dan pagi ini aku tidak melihatnya untuk 2 hari hari ini aku tidak melihatnya disini. Aku memikirkan kemana dia. Kenapa ia tidak kesini seperti biasa. Akupun bertanya kepada seorang wanita tua penjaga kedai yang selalu melayani Bidadari Pagiku.
Aku baru ingin bertanya kepada ibu penjaga kedai tapi ibu itu sudah membuka pertanyaan lebih dahulu. “nak, kau mencari wanita yang suka duduk disana?” aku dengan malu menjawab “ya, kemana dia pergi belakangan ini aku tidak pernah melihatnya lagi” ketika aku bertanya wanita tua ini diam sejenak dan ia melihatku dan tersenyum sedih. “ aku sering memperhatikan kamu yang selalu melihat wanita itu, dan sering memperhatikannya” jawab wanita tua ini.
Sepertinya wanita tua ini tau aku menyukai wanita cantik itu, wanita ini melanjutkan kata-katanya “namanya, Nasya Yelia Albain, dia tidak akan pernah untuk datang kesini lagi nak” akupun bingung “ kenapa?” jawabku “ ia sudah tidak ada di dunia ini lagi, ia sudah tiada untuk selamanya”. Aku tersentak kaget dan sangat tidak percaya, benar-benar tidak percaya sama sekali. “ia sudah meninggal” jawab ibu itu sambil menunduk sedih “apakah kau tidak tau bahwa ia juga sering memperhatikanmu, ia suka melihat ke arah kau tanpa kau sadari nak, ia ingin menyapa dan berbicara padamu tapi ia malu” aku terdiam dan masih kaget dengan semuanya “ kapan kejadian itu terjadi” tanyaku “ia kecelakaan, ia di tabrak mobil ketika ia pulang dari kedai ini”

Aku sangat kaget dan terkejut, aku bahkan belum sempat untuk berkenalan dengannya. Aku belum sempat untuk berbincang dengannya sedikitpun. Aku masih mengingat senyumannya, wajahnya yang indah, matanya yang kosong dan rambutnya yang halus dan terjuntai, aku masih mengingat semuanya, semuanya. Wanita terindah yang selalu ku lihat setiap pagi dan aku memanggilmu Sang Bidadari Pagi.