Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam
bahasa Yunani arche) segala sesuatu.
[1][2][4] Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta.
[2] Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan.
[1] Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup.
[7] Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
[4]
Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air.
[4] Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.
[4]
[sunting] Pandangan tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa.
[7][2][4] Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati.
[7][2][4] Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut
hylezoisme.
[2][4] Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.
[7][4]
[sunting] Teorema Thales
Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya.
[8] Teorema Thales berisi sebagai berikut:
Jika
AC adalah sebuah
diameter, maka sudut
B adalah selalu sudut siku-siku
- 1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.[8]
- 2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.[8]
- 3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.[8]
- 4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.[8]
- 5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.[8]
[sunting] Pandangan Politik
Berdasarkan catatan
Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari
Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM.
[9] Thales menyarankan orang-orang
Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia.
[9] Di dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem pemerintahan Ionia.
[9] Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah polis yang bersatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar