3 tahun yang lalu adalah peristiwa terindah dalam hidup ku
ini bukan tentang sex yang bergairah tapi tentang cerita dimana masa-masa SMA
ku. Aku sangat terkenal di SMA ku di salah satu SMA ternama di daerah Tangrang.
O’ia aku belum memperkenalkan nama ku nama ku kiki sewaktu SMA kelas 1 kaka
kelas dari 2 angkatan menyukaiku tapi ada dimana semua seseorang mempunyai
kelemahan dalam dirinya sendiri dan aku mempunyai sebuah kelemahan yaitu takut
untuk mengatakan cinta terhadap orang yang aku cinta. Aku selalu di gosipkan ke
semua wanita-wanita cantik di SMA ku tapi aku tidak membuktikkan itu . SMA
kelas satu aku di sudutkan oleh temannku bernama ilah ia membujukku untuk
mengatakan cinta kepada seorang ketua kelas ku yang pasti bukan lelaki tetapi
seorang wanita bernama tiah ia wanita yang manis dan pintar dan juga wanita
desa yang lugu.
Aku memang terpikat padanya tapi aku tidak berani
mengungkapkannya, aku memang seorang pemimpi dimana di dalam mimpiku ada sebuah
khayalan tingkat tinggi mungkin tidak hanya aku tapi semua lelaki pasti seperti
itu. aku di beri tahu kepada diah dia adalah target ilah temannku kami berdua
sepakat untuk mengatakan cinta kepada sesorang yang kami cita secara bersamaan
yang pasti beda tempat tentunya. “lo nembak tiah gue nembak diah mau ga ki” itu
kata-kata ilah ketika kita istirahat di kantin “oke siapa takut” balas ku. Ilah
pun makin membara di hatinya dan berkata padaku “nanti sehabis pulang sekolah
gue nembak diah lo nembak tiah ok” aku diam dalam hatiku apa iya aku mampu
mengatakan suka pada tiah dengan basic ku yang amat sangat pemalu. Dengan kata
terpecah ku bilang “deal”
Sebelum sepulang sekolah diah memberi tau padaku “ki tiah
itu suka sama lo tau malah 1minggu yang lalu dy mimpiin lo jadi pacarnya dy”
SERIUS” ku jawab dengan muka tegang. “serius ngapain gue bohong atau
jangan-jangan lo juga suka ama tiah ya cieee…cieee” wajah ku memerah ketika
diah menebak isi hati ku yang dalam dan gelap ini “engga” ku jawab pucat “ga
usah malu-malu mending lo tembak dy sekarang dari pada nanti di rebut orang
laen duluan, inget ki wanita manis itu cepet lakunya loh” tarik nafas
dalam-dalam sedalam sumur dan mengeluarkannya secepat kilat lalu menelan ludah
itu yang saat ini ku lakukan. “Gimana mau nembak atau menyesal nanti “ diah
memberikan pertanyaan yang amat susaah bahkan pertanyaan dia ini lebih susah
dari pada soal UN dan kuis-kuis di tv. Aku bisa saja bilang suka tapi aku masih
ragu, bukan ragu dengan tiah menyukaiku
atau tidak tapi aku ragu dengan keyakinanku apa aku bisa bilang cinta pada
tiah.
jam menunjukkan ke angka 12.28 WIB 2 menit lagi bel berbunyi
astagah aku masih takut untuk bilang ke tiah bahwa aku menyukainya. Lalu akupun
menyampaikan sebuah pesan lewat diah “temuin gue di kantin abis pulang” itu yang
kusampaikan ke pada tiah dengan
perantara Diah, sempat didalam otakku kenapa tidak lewat sms saja atau tlf
mungkin itu akan lebih mudah dan simple pasti. Tapi yang aku takutkan nembak
aja lewat tlf gimana pacarannya nanti karana menurut Majalah Playboy terbitan
2012 terbaru bahwa jika menembak wanita lewat sms atau media lainnya anda akan
berpacaran seperti itu juga dalam hati ya pasti ga maulah gila kali gue punya
pacar Cuma di tlf doang.
Jam 12.30. bellpun berbunyi dan
aku sentak keringetan dan panic sepanik-paniknya . ilah pun mandatangi kelas ku
dan berkata “gimana ki jadikan” “fine” ku menjawab dengan getar. Tiah dan
diahpun keluar kelas dan duduk di depan kelas. Aku berdiri di depan temen-temanku ketika
anak-anak sudah mulai bubar sedikit demi sedikit akupun menghampiri tiah “ke
kantin yu” tiah dengan wajah lugunya hanya menganggukan kepalanya. Sontak
akupun berjalan ke kantin dengan tiah lalu tiahpun duduk. Di sisi lain ilah dan
diah menantiku dan tiah di depan kelas mereka juga hanya berdua. “kata diah lo
mimpiin gue jadi cowo lo ya” aku berkata dengan tidak percaya diri “iya” tiah
menjawab singat “kalau mimpi itu jadi kenyataan lo mau ga?” kata itupun keluar
dari mulutku.( Perlu di garis besari bahwa wanita sangat suka membuat lelaki
bingung dengaan jawaban wanita dan membuat hati deg-degan, kerja otak yang
tidak beres, darah yang mengalir cepat, dan keringat turun deras seperti hujan
badai).
“maksudnya apa?” tiah dengan wajah
lugu bertanya padaku dan menatapku, aku ta mau menatapnya karna malu. Lalu aku
memberi pernyataan “ia jadi kenyataan, lo mau ga jadi cewe gue?” (tadinya aku ingin mengganti pola kata dari
“mau ga” menjadi “maukkan” karna jika kata “mau ga” dy bisa aja bilang “ga”,
tapi jika kata “maukkan” ia pasti jawab “mau” kenapa? karna kata “Kan” itu
menun jukkan keharusan sedangkan kata “mau gak” itu memberikkan sebuah
pilihan). Tapi mulutku sudah terlanjur berkata itu. tiahpun diam dan menunduk lalu berkata “iya
mau” pengen teriak rasanya tapi ini lagi di kantin pengen loncat-loncat tapi
ini juga masih di kantin. Jadi aku hanya bisa menggemgam tangannya kencang dan
berkata “aku sayang banget sama kamu”
lalu aku memberikkan sebuah persyaratan pada tiah “hmm tapi kita backstreet ya”
“kenapa?” muka lugu tiah bertanya-tanya padaku,ku menjawab “gpp kok Cuma aku ga
suka aja berita tentang pribadi ku di ketahui orang banyak” tiah mengangguk
tapi ia bertanya padaku “apa ini karena fisi” (ku perkenalkan wanita yang
bernama fisi. Fisi adalah salah satu wanita yang menyukaiku amat sangat berat, tapi
jujur aku tak menyukainya karena dy terlalu over acting di depanku banyak
lelaki yang tidak menyukai wanita yang over didepan mukanya pasti). “engga kok,
ini ga ada hubungannya ama dy, aku ga suka sama dy, aku bilang aku Cuma gag mau
pribadi diriku di ketahui orang lain”. Dengan senyum seindah mentari tiahpun
menjawab “yaudah aku setuju kalo itu mau kamu”. Akupun menatap tiah dengan tatapan
harapan yang amat sangat tinggi dan panjang “tapi jangan kasih tau diah dan
ilah dulu ya kalo kita udah jadian” tiah sembari menatapku dan dengan kata-kata
manis semanis madu aku menjawab “iya sayang”.
Aku menaiki motor dan bergegas
pulang dan berpamitan dengan pacar baru. Ilah dan diah, mereka boncengan berdua
dan menyalakan motor lalu mengikutiku dari belakang. Aku melihat kaca sepion
motorku dan terpantullah mereka berdua bermesraan di sana, pikirku mungkin
ketika aku menembak tiah mungkin ilah juga menembak diah. Ilah mengantarkan
diah sebentar lalu langsung kerumahku, akupun baru sampai rumah baru sja
memarkirkan motor ke garasi. “ gimana ki sukses ga” ilah menanyakan itu sambil
tertawa kecil “hmmm” aku yang menunduk berpura-pura di tolak oleh tiah “ ya ki
sabar ya, gue piker lo pasti di terima ama tiah” dan aku mengangkat kepala ku
dantertawa “lah gue di terima kali sama tiah” dan akupun menanyakan hal sama
pada ilah “sama dong gue juga di trima kali” jawabnya dengan rasa PD yang
tinggi. Lalu kami masing-masing menceritakan bagaimana cara kami menembak satu
sama lain. Dan akupun baru tau ternyata ilah menembak diah di atas motornya
tadi sembari pulang, astagah menurutku itu hal yang picik. sempat terbesit di
dalam otakku mungkin ilah mengancam diah “LO MAU GA JADI CEWE GUE KALO GA
MAU,GUE TURUNIN LO” Hahaii.. ga mungkin kali ya eh tapi bisa jadi juga ya.
2 hari lagi ada masa bimbingan
OSIS baru dan tiah meengikuti kegiatan tersebut tidak hanya tiah bahkan ilah
pun ikut serta. Karena mereka berdua adalah anggota OSIS baru, jujur aku sempet
bilang ke tiah ga usah ikut hal-hal yang tidak berguna tapi tiah tidak mau dengar
saran ku, okelah namanya juga wanita malam ini aku di rumah ilah “lah ntar
disana tolong jagain tiah ya” “oke ki gampang itumah lo juga disini jagain diah
ya” aku agak ragu menjawab “fine” .
Hari ini hari keberangkatan tiah
mengikuti kegiataan aneh itu kami baru 3 hari pacaran dan tiah sudah pergi
astagah penghalang macam apa ini. Aku menjaga diah dan ilah menjaga tiah, aku
sangat percaya dengan ilah karena dy sahabatku dari SD jadi aku tau bagaimana
ilah. 4 hari berlalu tiahpun pulang dari kemahnya. “hai” itu sapaanku ketika ku
mejemputnya tiah yang baru turun dari bus, “ hai juga ayang” (deskripsikkan
anak SMA rata-rata ketika pacaran pasti mempunyai panggilan aneh-aneh dan
khsusus) aku memanggil tiah iyang dan tiah memanggilku ayang. Akupun memegang tangannya
yang dingin “kamu cape ya?” tiah mengangguk dan menjawab dengan suara pelan
yang penuh dengan kelelahan “iya yang”. Aku pun lalu mengantar ia pulang dan aku
langsung pulang juga tentunya.
1 minggu sehabis itu gossip di
sekolah muncul bahwa aku jadian sama tiah, dalam hatiku gossip ketinggalan
jaman dan ga update ni sekolah. Aku
mengajak tiah untuk emnonton film horror di bioskop (biasa trik lelaki) “yaudah
aku mau” lalu sore kamipun pergi ke mall untuk menonton film ketika mengantri
dan mendapat giliran memilih tiket tiah berkata “jangan di pojok aku gag mau”
(padahal target lelaki itu di pojok-pojok) “iya trus maunya dimana ?”tiah
dengan menghelakan nafasnya “disini aja” yang di tunjuk tiah adalah kursi D
nomor 17 dan 18, itu di tengah gila gue ga bisa ngapa-ngapain dong , but it’s
gonna be alright. Kami menonton, dengan rasa malu dan trik-trik lelaki aku
gunakkan aku memegang tanganya dengan banyak alasan dan akhirnya aku bisa
memegangnya. Tiah pun menyambar tajam tanganku, hal yang tidak enak ketika
setan muncul aku tidak di peluk oleh tiah tapi malah tanganku yang ada di
genggamannya di cakar oleh kukunya yang lentik itu. “aw” kecil teriakku “ehh,
maaf yang aku kelepasan maaf ya gppkan kamu?” aku hanya mengangguk dan dengan
senyum manis menahan perih.
Sudah 2bulan berlalu saat itu aku
di sekolah sedang berduaan dengan tiah ya memang belakangan ini aku mulai cuek
dengan tiah, tapi itulah aku yang mulai merasa bosan dengan sifatnya ia yang
terus-menerus mengolok-ngolok seperti bayi. “aku cape kalo kamu cuek sama aku
belakangan ini” itu pernyataan tiah yang mengungkapkannya di kelas ku ketika
istirahat. Saat itu ramai dan aku menarik tiah “ kita bicarakan ini nanti” tiah
diam. Ketika pulang sekolah tiah menarikku kea rah kantin, “aku mau tau kamu
maunya apa ki?” aku yang terhanyut diam, tidak bisa menjawab pertanyaan tiah
“terserah kamu kalo kamu kaya gini sama aku” setelah berkata itu tiah pergi dan
pulang aku yang masih diam yang masih memikirkan andai aku bisa memutar waktu
aku gag akan begini sifatku sama tiah tapi ini sudah terlanjur. Keesokkan
harinya ketika masuk kelas aku tidak menyapa tiah sama sekali jujur aku tak
sanggup, aku dan tiah tidak mengobrol dan menatap mata masing-masing selama 1
minggu. Ketika 1 minggu terlewat tiah SMS ku “aku di kantin pulang sekolah
nanti kamu susul,aku mau ngomong ke kamu”
Bel pulang berbunyi aku pun
berjalan santai kearah kantin, disana aku melihat tiah dengan minuman teh cup
di tangannya. “kamu mau ngomong apa ay” tiah berdiri dan menatap mataku “ aku
ga bisa maksain ini semua, sifat kamu yang mulai cuek dan ga mau peduli sama
aku, aku geram kalo kamu gini terus ki, aku mau tau kamu tuh ga sayang sama
akukan?” aku hanya bisa diam dan menatap matanya “kenapa kamu diem aja?, aku ga
tahan kalo kamu gini terus dan aku ga bisa sayang lagi sama kamu aku ga bisa
lagi” tiah menannggis dan menunduk, dan aku ingin memeluknya dan berkata aku
masih sayang sama kamu tapi aku ga bisa lidah ku keluh seperti beku yang amat
sangat susah untuk di gerakkan “ tapi aku sayang sama kamu,aku gag mau kita
putus” aku berucap dengan getar. “tiah menjawab sembari menangis “maaf kalo ini
keputusan satu pihak aja, tapi aku mau kita putus” aku dengan suara kecil dan
getar “ aku gag mau kita putus sampai kapanpun”
tiah” kalo kamu gag mau kita putus kita gantung hubungan kita aku hanya
bisa itu” tiah telah menaruh hati yang terdalam jujur aku sangat-sangat tidak
sanggup berawal di kantin dan berakhirpun di kantin. Aku menyesal karena aku
melapas sebuah keindahan yaitu tiah jujur ini ga bisa di terima oleh
hati,otak,bahkan jiwa ku. Aku memilih untuk menggantungkan cinta ku pada tiah.
2 hari kemudian tiah telefon hp ku
dan bertanya “ki, gimana aku ga bisa kalo di gantung gini terus, aku butuh
kejelasan” sebelumnya aku mendapat sebuah petuah ilham dari kaka ku tria, kaka
ku ini tau kalau aku putus dan menggantungkan hubungannku, kenapa? ya karna
dirumah aku menyetel lagu
Samsons-Luluh Melly
Goeslaw-Gantung. Di berikannlah sebuah petuah oleh kaka ku, “kalo cewe minta
putus jangan pernah gantung dy, bilang dengan santai iya, yakin tuh cewe yang
bakal nangis bukan lo” akupun diam dan memikirkan hal itu sejenak. “iya, kita
putus” aku berkata santai di tlf. Tiah diam dan tidak berkata apa-apa hanya ada
suara desahan nafas dy yang terdengar. “yaudah brarti kita putus ya” tiah
dengan suara getar.”iya” kujawab tenang, tiah langsung mematikan tlf tanpa
salam dan sedikit perkataan. Aku membayangkan mungkin dy menangis kejar dikala
itu dan aku hanya tersenyum tipis.
Ketika masuk sekolah tiah
menarikku lagi kekantin dan berkata “kita putus bukan berarti kita gag berteman
kan ki” akupun memberikan persyaratan pada tiah
“gue punya 3 syarat buat lo
1. Jika lo punya pacar jangan pernah pacaran di hadapan gue
2. Lupain kita pernah pacaran, kita saling ga kenal
3. Jangan pernah anggap gue ada”
tiah terdiam sejenak, aku melihat sedikit air mata yang ditahan olehnya agar tidak keluar dari matanya. “aku ga bisa ki, itu terlalu berat buat aku” tiah dengan suara getar , aku diam dan meninggalkan ia sendirian aku ingin menangis juga seperti tiah tapi aku ga bisa aku lelaki aku gag akan menangis buat seorang wanita.
“gue punya 3 syarat buat lo
1. Jika lo punya pacar jangan pernah pacaran di hadapan gue
2. Lupain kita pernah pacaran, kita saling ga kenal
3. Jangan pernah anggap gue ada”
tiah terdiam sejenak, aku melihat sedikit air mata yang ditahan olehnya agar tidak keluar dari matanya. “aku ga bisa ki, itu terlalu berat buat aku” tiah dengan suara getar , aku diam dan meninggalkan ia sendirian aku ingin menangis juga seperti tiah tapi aku ga bisa aku lelaki aku gag akan menangis buat seorang wanita.
NB: Orang yang kuat
bukannlah orang yang selalu menang
melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka terjatuh
dan ketika cinta hilang kita tidak perlu hilang bersamanya.
melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka terjatuh
dan ketika cinta hilang kita tidak perlu hilang bersamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar