Selasa, 07 Agustus 2012

REPLAY


Aku , ya.. aku.  Nama ku Husni aku sekarang sudah kuliah di Universitas swasta daerah Jakarta. Dan sekarang aku menyukai seorang wanita yang dulu sempat ku sukai  di masa-masa SMA ku. Mungkin cerita ku hampir sama di tv atau FTV  tapi ini berbeda hasil dengan kenyataan yang ku terima. SMA ku di daerah Jakarta pusat , cempaka putih SMA ini memang SMA yang ya menurutku sekolah yang amat carut-marut untuk di jadikan sebuah SMA, harusnya ini STM yang berkedok SMA. Ketika kelas 2 SMA aku dikenal sebagai salah satu murid pemberontak di SMA ku ya karena memang aku lumayan bandel tapi lumayan pintar juga kok. Nilai ku saja selalu 100, dan itu di bagi 14 pelajaran Hahahaha. Jejo adalah salah satu pemberontak di SMA ku juga, dari aku kelas 1 aku selalu mendengar temanku jejo selalu menyebut-nyebut nama tia, bahkan sampai kelas 2 pun jejo selalu menceritakan tentang tia. Dulu jejo pernah mengajakku berjalan-jalan yang ternyata aku di tipunya bukannya berjalan-jalan malah aku di ajak ia untuk ke rumah tia “jadi obat nyamuk ni gue” bilang ku sambil geram “ya ikut ngobrol aja kali” jejo dengan wajah yang kurang  dari nilai standard remed. Sampai rumah tia jejo hanya sms dan tia pun keluar,(I think wanita jaman sekarang seperti delivery jika di tlf atau sms langsung datang kurang dari 30 menit). Jejo sangat menyukai tia, jujur pertama kali aku melihat tia sempat terfikirkan di otakku apa yang menarik dari wanita yang bertubuh kecil dan rambut pendek ini. Tia melihat kearah ku yang sedang di bonceng oleh Monster jejo dan akupun melihat balik ke arahnya dan melihat tia. Tidak ada yang menarik dari apa ku lihat menurutku tia tidak memenuhi criteria sebagai wanita idaman kaum Adam.
Wanita yang memenuhi persyaratan kaum adam itu cantik,kulit mulus tiada cacat,putih, rambut panjang terurai seperti iklan sunslik, wajah manis, suara halus, lembut dan juga yang sedikit manja tapi mandiri itu yang aku mau O’ia 1 hal lagi kalo bisa anak Pejabat (RT/RW). Dan aku juga baru tau ternyata aku dan tia kita satu perkomplekan di perumahan Arcici dimana hanya beda 4 gang dari rumah ku ke rumah tia, ga peduli sih sebenernye.”kamu lagi apa di dalem tadi?” sapa jejo dengan muka sok polos (polos ½ dari blo’on) dan (kata-kata dari “kamu lagi apa” itu kata-kata umum yang biasa lelaki ucapkan bila tidak ada perkataan lain) “Cuma smsan aja di kamar” tia dengan suara pelan, akupun menyeling pembicaraan mereka “kok gue ga tau ya lo anak AC juga!!” (AC = ArCici Perkomplekan kita biasa di sebut anak AC) “gue juga baru tau lo anak AC” tia menjawab pertanyaan ku dengan mendekatiku perlahan DAN AKHIRNYA malah aku yang mengobrol sama tia bukan jejo, jejo malah menjadi obat nyamuk di samping ku dan tia.
Setelah pertemuan itu aku mulai sedikit akrab dengan tia dan tiapun begitu kami saling tegur sapa dengan tia di sekolah ataupun ketemu di perkomplekan. Kelas 2 SMA jejo keluar dari SMA ku, ketika jejo keluar dari SMA aku dan tia menjadi sekelas ketika kelas 2. Di kelas aku menjadi ketua kelas, aku di pilih karena paling berisik di kelas dan menjadi ketua kelas. Pelajaran paling membosankan yaitu FISIKA kebetulan aku masuk kelas IPA, Fisika di buatlah kelompok secara acak dan aku masuk dalam kelompok tia disanalah aku tau nomor tlf tia. Kami saling smsan untuk masalah tugas (Modus) dan aku ke rumahnya untuk mengerjakan tugas saat itu hanya kami berdua saja di rumah tia “teman-teman mana ?” aku bertanya sambil liat kiri kanan “pada gag datang kayanya ni” tia jawab dengan tenang  “jadi kita bedua doang?” “iya” tia jawab dengan senyum manis “oke no problemoh” ku jawab dengan santai.
Aku duduk lesehan dirumah tia dan tia memakai celana pendek 1 jengkal di atas lutut dan baju tengtop tipis dan itu yang membuat iman ku goyah untuk jangka panjang (lelaki mana yang konsen jika melihat wanita berpakaian baju tengtop tipis dan celana ketat  1 jengkal di atas lutut). Aku bukannya focus pada pelajaran tapi malah focus pada tubuh tia yang mulus itu. aku yang biasanya hanya tegur sapa dengan tia sekarang mengobrol dan berhadapan jelas dengan tia ASTAGAHHHHH ternyata tia cantik sekali. Aku tak bosan melihat ke arahnya dan sedikit demi sedikit mendekatinya dan tia menyenderkan kepalanya di  bahu ku “ gppkan?” tia Tanya padaku sambil melihat ke arahku “gppkok” aku yang sebenarnya bingung mau jawab apa. Ada hal beda yang aku rasakan, aku merasa nyaman dengan tia, wanita yang nyambung di ajak ngobrol nada tertawa tia yang lucu itu semua membuat ku melupakan semua criteria kaum adam tentang wanita. Sehabis kejadian ini aku dan tia sangat-sangat akrab mau di sekolah ataupun di rumah kami sering bergantian membawa kendaraan dan boncengan. Hari ini aku bawa motor dan tia ku bonceng besoknya tia bawa motor dan aku di boncengnya tapi tetap aku yang nyetir. Tapi bodohnya aku tidak pernah bilang suka,cinta dan sayang pada tia aku gag pernah nembak tia bukan karena takut di tolak, aku tau tia juga mencintaiku tapi terkadang ada sebuah hal yang tidak bisa di ungkapkan oleh kata-kata.
Sudah 3 bulan berlalu, aku dan tia belum ada status asli kami saling cinta tapi kami tidak punya status apakah kami pacaran atau tidak. Mungkin hampir setiap menit kami smsan dengan kata sayang, ay, dan beb telefonan berjalan nonton berdua bergandengan dan bermesraan tapi ga ada gunanya kalau tanpa status. Tapi bagi ku status itu hanya sebuah krupuk didalam makanan sehari-hari.
Di kelas ku juga aku bertemu dengan seorang wanita cantik ia memang popular dari kelas 1 siapa yang tidak kenal dengan Isya. Wanita cantik kulit mulus idaman semua kaum lelaki yang suka menjelajah.  Aku dekat dengan dengan isya karena ia adalah sekertaris di kelas ku, di kelaspun aku sering duduk berdua dengan isya dan ketika aku dekat dengan isya aku sejenak melupakan tia yang jelas-jelas mencintaiku dan aku juga mencintainya. “sya, nanti temenin gue ke guru Bp ya,?” aku bertanya sambil melihat ke arahnya “oke Pak ketua” jawabnya dengan suara yang manja “good” jawabku.
Ku kenalkan 1 orang lagi temanku bernama Nizam, tinggi,wajah seram, botak,dan berwana kulit gelap seperti masa depannya mungkin(karna ia anak IPS). “tia lo jadian ya sama husni?” Tanya nizam ke pada tia dengan suara yang amat sangat keras di lorong kelas kami “iya, kenapa emang” jawab tia dengan santai “ohhh” nizam dengan bodohnya, tiba-tiba nizam menarikku ke arah tia “lo jadian ama tia emang?” nizam tanyaku dengan suara toa masjid itu, aku melihat tia di depanku tapi aku juga melihat isya di belakang ku,aku diam sejanak aku tidak bisa berbicara ini sama saja membunuhku,  ini sama saja dengan depan ku jurang belakang ku jurang kiri dan kanan ku api aku tidak akan bisa kemana-mana “engga” ku jawab dengan lemah “ENGGA” di perkencang pula oleh nizam yang membuat tia mendengar itu, tia menunduk dan berjalan menuruni tangga bersama-sama temannya dan perlahan menjauhi ku dan si brengsek nizam.
Setelah kejadian kemarin aku mulai merasa keganjilan di antara aku dan tia ada sesuatu yang salah dari perkataan ku kemarin tapi aku gag mau minta maaf (lelaki tinggi akan gengsi susah untuk minta maaf kecuali ke pepet. Tanda-tanda kepepet biasanya kalo mau putus baru minta maaf)
Sekarang pelajaran olahraga dan dikelas ku ketika pelajaran olah raga (pelajaran yang paling dii senangi oleh kaum laki-laki karena kerjaannya Cuma maen bola terus dan ga jauh-jauh palingan suruh ngerjain “LKS” gag bakal di kerjain) biasanya wanita berganti  baju di kelas dan lelaki di lapangan opss maaf maksud ku di kamar mandi. Sehabis pelajaran olah raga selesai terulang kembali wanita ganti baju di kelas dan lelaki tidak ganti baju  karena males bau keringet kelas kami nih. Ku pikir semua wanita ganti  baju di kelas tapi ketika ku duduk di jendela mushola sekolah kami dan aku menengok ke kanan lalu “aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”  isya teriak karna ia melihatku ketika ia sedang ganti baju “sorry sya gue ga tau, lagian gue ga liat apa-apa kok sumpah” sentak ku sembari menjauh dari jendela mushola “aahhh husniiiiii” isya teriak kepadaku “gue beneran gag tau lagian tadi lokan pake daleman belom kliatan jadi itunya” jawab ku “itunya apa sialan lo ni” rita pun dating karena mendengar suara isya yang teriak dengan kencang  “lo tereak kenape sya?” Tanya rita “tu ta si husni ngintip gue masa” jawab isya dengan nada lucu ala dy “kaga kok sembarangan lo sya, orang belum keliatan semuanya kok” jawabku “ lo mah emang mau kalo keliatan semuanya” saut rita sang profokator.
Sehabis kejadian itu entah dari mana aku mulai suka dengan isya dan aku melakukan hal yang sama dengan isya seperti aku melakukan tia kemarin, smsan dan saling menelefon dengan kata-kata sayang sangat mirip dengan apa yang kulakukan pada tia kemarin. Ini seperti memutar waktu kembali dan bedanya disini bukan tia tapi isya, ya isya, isya yang mengisi hati ku sekarang ketika tia jauh dari ku. Beberapa hari kemudian aku menyatakan rasa sayang ku pada isya dan isya menerimaku menjadi pacarrnya. Berita inipun menyebar cepat di SMA ku dan kali pertamanya aku tlf tia lagi “hai kamu lagi apa?” Tanya ku “gue lagi nonton tadi kenapa” tia bilang GUE ga biasanya tia bilang gitu,sepertinya tia tau jelas jika aku dan isya jadian dan tia menjauh dari ku dan mulai berkata gue dan elo (ga pake end) “ga apa2 kok Cuma nanya aja kan kangen say” jawabku dengan suara sok lugu “ohh kirain kenapa” jawab tia “eh minggu lo ga kemana-manakan?” (jika ingin mengajak wanita jalan denganmu gunakanlah kata *kan* saya sudah menerangkan itu di cerpen pertama) “engga kayanya kenapa emangnya ni?” (wanita tidak suka di Tanya jadi langsung berikanlah kepastian jika ingin dan menginginkan sesuatu) “ikut gue jalan yu bisakan?” jawabku , tia “hmmmm(wanita yang sok mikir yang membuat lelaki ikutan berfikir antara di trima atau engga sama sekali) bolehdeh mau jam brapa emang?” legah banget hatiku tia mau ikut jalan denganku rasanya duhh “nanti gue sms aja ya jam brapanya, gue yang samper lo okeh say” “oke mass bro” saut tia.

Bersambung…….>>>>>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar