Aku , ya.. aku. Nama
ku Husni aku sekarang sudah kuliah di Universitas swasta daerah Jakarta. Dan
sekarang aku menyukai seorang wanita yang dulu sempat ku sukai di masa-masa SMA ku. Mungkin cerita ku hampir
sama di tv atau FTV tapi ini berbeda
hasil dengan kenyataan yang ku terima. SMA ku di daerah Jakarta pusat , cempaka
putih SMA ini memang SMA yang ya menurutku sekolah yang amat carut-marut untuk
di jadikan sebuah SMA, harusnya ini STM yang berkedok SMA. Ketika kelas 2 SMA
aku dikenal sebagai salah satu murid pemberontak di SMA ku ya karena memang aku
lumayan bandel tapi lumayan pintar juga kok. Nilai ku saja selalu 100, dan itu
di bagi 14 pelajaran Hahahaha. Jejo adalah salah satu pemberontak di SMA ku
juga, dari aku kelas 1 aku selalu mendengar temanku jejo selalu menyebut-nyebut
nama tia, bahkan sampai kelas 2 pun jejo selalu menceritakan tentang tia. Dulu
jejo pernah mengajakku berjalan-jalan yang ternyata aku di tipunya bukannya
berjalan-jalan malah aku di ajak ia untuk ke rumah tia “jadi obat nyamuk ni
gue” bilang ku sambil geram “ya ikut ngobrol aja kali” jejo dengan wajah yang
kurang dari nilai standard remed. Sampai
rumah tia jejo hanya sms dan tia pun keluar,(I think wanita jaman sekarang
seperti delivery jika di tlf atau sms langsung datang kurang dari 30 menit). Jejo
sangat menyukai tia, jujur pertama kali aku melihat tia sempat terfikirkan di
otakku apa yang menarik dari wanita yang bertubuh kecil dan rambut pendek ini.
Tia melihat kearah ku yang sedang di bonceng oleh Monster jejo dan akupun
melihat balik ke arahnya dan melihat tia. Tidak ada yang menarik dari apa ku
lihat menurutku tia tidak memenuhi criteria sebagai wanita idaman kaum Adam.
Wanita yang memenuhi persyaratan kaum adam itu cantik,kulit
mulus tiada cacat,putih, rambut panjang terurai seperti iklan sunslik, wajah
manis, suara halus, lembut dan juga yang sedikit manja tapi mandiri itu yang
aku mau O’ia 1 hal lagi kalo bisa anak Pejabat (RT/RW). Dan aku juga baru tau
ternyata aku dan tia kita satu perkomplekan di perumahan Arcici dimana hanya
beda 4 gang dari rumah ku ke rumah tia, ga peduli sih sebenernye.”kamu lagi apa
di dalem tadi?” sapa jejo dengan muka sok polos (polos ½ dari blo’on) dan
(kata-kata dari “kamu lagi apa” itu kata-kata umum yang biasa lelaki ucapkan
bila tidak ada perkataan lain) “Cuma smsan aja di kamar” tia dengan suara pelan,
akupun menyeling pembicaraan mereka “kok gue ga tau ya lo anak AC juga!!” (AC =
ArCici Perkomplekan kita biasa di sebut anak AC) “gue juga baru tau lo anak AC”
tia menjawab pertanyaan ku dengan mendekatiku perlahan DAN AKHIRNYA malah aku
yang mengobrol sama tia bukan jejo, jejo malah menjadi obat nyamuk di samping
ku dan tia.
Setelah pertemuan itu aku mulai sedikit akrab dengan tia dan
tiapun begitu kami saling tegur sapa dengan tia di sekolah ataupun ketemu di
perkomplekan. Kelas 2 SMA jejo keluar dari SMA ku, ketika jejo keluar dari SMA
aku dan tia menjadi sekelas ketika kelas 2. Di kelas aku menjadi ketua kelas,
aku di pilih karena paling berisik di kelas dan menjadi ketua kelas. Pelajaran
paling membosankan yaitu FISIKA kebetulan aku masuk kelas IPA, Fisika di
buatlah kelompok secara acak dan aku masuk dalam kelompok tia disanalah aku tau
nomor tlf tia. Kami saling smsan untuk masalah tugas (Modus) dan aku ke rumahnya
untuk mengerjakan tugas saat itu hanya kami berdua saja di rumah tia
“teman-teman mana ?” aku bertanya sambil liat kiri kanan “pada gag datang
kayanya ni” tia jawab dengan tenang
“jadi kita bedua doang?” “iya” tia jawab dengan senyum manis “oke no
problemoh” ku jawab dengan santai.
Aku duduk lesehan dirumah tia dan tia memakai celana pendek
1 jengkal di atas lutut dan baju tengtop tipis dan itu yang membuat iman ku
goyah untuk jangka panjang (lelaki mana yang konsen jika melihat wanita
berpakaian baju tengtop tipis dan celana ketat
1 jengkal di atas lutut). Aku bukannya focus pada pelajaran tapi malah
focus pada tubuh tia yang mulus itu. aku yang biasanya hanya tegur sapa dengan
tia sekarang mengobrol dan berhadapan jelas dengan tia ASTAGAHHHHH ternyata tia
cantik sekali. Aku tak bosan melihat ke arahnya dan sedikit demi sedikit
mendekatinya dan tia menyenderkan kepalanya di
bahu ku “ gppkan?” tia Tanya padaku sambil melihat ke arahku “gppkok”
aku yang sebenarnya bingung mau jawab apa. Ada hal beda yang aku rasakan, aku
merasa nyaman dengan tia, wanita yang nyambung di ajak ngobrol nada tertawa tia
yang lucu itu semua membuat ku melupakan semua criteria kaum adam tentang
wanita. Sehabis kejadian ini aku dan tia sangat-sangat akrab mau di sekolah
ataupun di rumah kami sering bergantian membawa kendaraan dan boncengan. Hari
ini aku bawa motor dan tia ku bonceng besoknya tia bawa motor dan aku di
boncengnya tapi tetap aku yang nyetir. Tapi bodohnya aku tidak pernah bilang
suka,cinta dan sayang pada tia aku gag pernah nembak tia bukan karena takut di
tolak, aku tau tia juga mencintaiku tapi terkadang ada sebuah hal yang tidak
bisa di ungkapkan oleh kata-kata.
Sudah 3 bulan berlalu, aku dan tia belum ada status asli
kami saling cinta tapi kami tidak punya status apakah kami pacaran atau tidak.
Mungkin hampir setiap menit kami smsan dengan kata sayang, ay, dan beb
telefonan berjalan nonton berdua bergandengan dan bermesraan tapi ga ada
gunanya kalau tanpa status. Tapi bagi ku status itu hanya sebuah krupuk didalam
makanan sehari-hari.
Di kelas ku juga aku bertemu dengan seorang wanita cantik ia
memang popular dari kelas 1 siapa yang tidak kenal dengan Isya. Wanita cantik
kulit mulus idaman semua kaum lelaki yang suka menjelajah. Aku dekat dengan dengan isya karena ia adalah
sekertaris di kelas ku, di kelaspun aku sering duduk berdua dengan isya dan
ketika aku dekat dengan isya aku sejenak melupakan tia yang jelas-jelas
mencintaiku dan aku juga mencintainya. “sya, nanti temenin gue ke guru Bp ya,?”
aku bertanya sambil melihat ke arahnya “oke Pak ketua” jawabnya dengan suara
yang manja “good” jawabku.
Ku kenalkan 1 orang lagi temanku bernama Nizam, tinggi,wajah
seram, botak,dan berwana kulit gelap seperti masa depannya mungkin(karna ia
anak IPS). “tia lo jadian ya sama husni?” Tanya nizam ke pada tia dengan suara
yang amat sangat keras di lorong kelas kami “iya, kenapa emang” jawab tia
dengan santai “ohhh” nizam dengan bodohnya, tiba-tiba nizam menarikku ke arah
tia “lo jadian ama tia emang?” nizam tanyaku dengan suara toa masjid itu, aku
melihat tia di depanku tapi aku juga melihat isya di belakang ku,aku diam
sejanak aku tidak bisa berbicara ini sama saja membunuhku, ini sama saja dengan depan ku jurang belakang
ku jurang kiri dan kanan ku api aku tidak akan bisa kemana-mana “engga” ku
jawab dengan lemah “ENGGA” di perkencang pula oleh nizam yang membuat tia
mendengar itu, tia menunduk dan berjalan menuruni tangga bersama-sama temannya
dan perlahan menjauhi ku dan si brengsek nizam.
Setelah kejadian kemarin aku mulai merasa keganjilan di
antara aku dan tia ada sesuatu yang salah dari perkataan ku kemarin tapi aku
gag mau minta maaf (lelaki tinggi akan gengsi susah untuk minta maaf kecuali ke
pepet. Tanda-tanda kepepet biasanya kalo mau putus baru minta maaf)
Sekarang pelajaran olahraga dan dikelas ku ketika pelajaran
olah raga (pelajaran yang paling dii senangi oleh kaum laki-laki karena
kerjaannya Cuma maen bola terus dan ga jauh-jauh palingan suruh ngerjain “LKS”
gag bakal di kerjain) biasanya wanita berganti
baju di kelas dan lelaki di lapangan opss maaf maksud ku di kamar mandi.
Sehabis pelajaran olah raga selesai terulang kembali wanita ganti baju di kelas
dan lelaki tidak ganti baju karena males
bau keringet kelas kami nih. Ku pikir semua wanita ganti baju di kelas tapi ketika ku duduk di jendela
mushola sekolah kami dan aku menengok ke kanan lalu
“aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”
isya teriak karna ia melihatku ketika ia sedang ganti baju “sorry sya
gue ga tau, lagian gue ga liat apa-apa kok sumpah” sentak ku sembari menjauh
dari jendela mushola “aahhh husniiiiii” isya teriak kepadaku “gue beneran gag
tau lagian tadi lokan pake daleman belom kliatan jadi itunya” jawab ku “itunya
apa sialan lo ni” rita pun dating karena mendengar suara isya yang teriak dengan
kencang “lo tereak kenape sya?” Tanya
rita “tu ta si husni ngintip gue masa” jawab isya dengan nada lucu ala dy “kaga
kok sembarangan lo sya, orang belum keliatan semuanya kok” jawabku “ lo mah
emang mau kalo keliatan semuanya” saut rita sang profokator.
Sehabis kejadian itu entah dari mana aku mulai suka dengan
isya dan aku melakukan hal yang sama dengan isya seperti aku melakukan tia
kemarin, smsan dan saling menelefon dengan kata-kata sayang sangat mirip dengan
apa yang kulakukan pada tia kemarin. Ini seperti memutar waktu kembali dan
bedanya disini bukan tia tapi isya, ya isya, isya yang mengisi hati ku sekarang
ketika tia jauh dari ku. Beberapa hari kemudian aku menyatakan rasa sayang ku
pada isya dan isya menerimaku menjadi pacarrnya. Berita inipun menyebar cepat
di SMA ku dan kali pertamanya aku tlf tia lagi “hai kamu lagi apa?” Tanya ku
“gue lagi nonton tadi kenapa” tia bilang GUE ga biasanya tia bilang
gitu,sepertinya tia tau jelas jika aku dan isya jadian dan tia menjauh dari ku
dan mulai berkata gue dan elo (ga pake end) “ga apa2 kok Cuma nanya aja kan
kangen say” jawabku dengan suara sok lugu “ohh kirain kenapa” jawab tia “eh
minggu lo ga kemana-manakan?” (jika ingin mengajak wanita jalan denganmu
gunakanlah kata *kan* saya sudah menerangkan itu di cerpen pertama) “engga
kayanya kenapa emangnya ni?” (wanita tidak suka di Tanya jadi langsung
berikanlah kepastian jika ingin dan menginginkan sesuatu) “ikut gue jalan yu
bisakan?” jawabku , tia “hmmmm(wanita yang sok mikir yang membuat lelaki ikutan
berfikir antara di trima atau engga sama sekali) bolehdeh mau jam brapa emang?”
legah banget hatiku tia mau ikut jalan denganku rasanya duhh “nanti gue sms aja
ya jam brapanya, gue yang samper lo okeh say” “oke mass bro” saut tia.
Bersambung…….>>>>>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar